Selasa, 12 Oktober 2010

Desa Wisata Kampoeng Sedjarah Kélor

Mlaku-mlaku Pitulasan

Kata mlaku merupakan bahasa jawa yang berarti jalan (kata kerja), maka mlaku-mlaku berarti jalan-jalan. Dalam idiom bahasa jawa dapat pula diartikan sebagai jalan santai. Sedangkan pitulasan adalah istilah orang jawa untuk menunjuk tanggal 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan.
Memperingati kemerdekaan Indonesia tercinta, tepat pada tanggal 17 Agustus 2010 lalu warga dewi kadjar melakukan jalan santai yang diberi tajuk mlaku-mlaku pitulasan. Menempuh jarak kurang lebih 2,5 km dengan berkeliling dusun.
Acara sejenis telah dilakukan untuk yang ketiga kalinya. Sebagaimana yang pernah dilakukan, agar acara mlaku-mlaku pitulasan ini memiliki makna maka peserta diwajibkan mengumpulkan sampah unorganic di sepanjang perjalanan. Setelah mencapai garis finish, acara dilanjutkan pembagian door prize. Acara yang dikemas sederhana tersebut diikuti anak-anak sampai lansia.
Dalam perjalanan ada saja yang meledek dengan menyebut kami sebagai pemulung. Kami tidak menghiraukan ledekan mereka, nyatanya setiap acara ini dilaksanakan pesertanya lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Kamipun maklum karena mungkin mereka belum tahu bahwa setiap acara ini dilaksanakan, ada misi pentingnya yaitu:
  1. Sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya kepedulian lingkungan.
  2. Memberikan contoh sikap peduli lingkungan dengan tindakan nyata.
  3. Pembelajaran untuk anak-anak.
  4. Memeriahkan HUT kemerdekaan.
Ada yang mau ikut? Tunggu tahun depan ya!


 

Sompil: Menu Andalan Lebaran 2010

Beberapa waktu lalu kami mendapat pertanyaan dari beberapa tamu yang pernah berkunjung ke desa kami “apa menu lebaran besok?” Terdorong komitmen kami untuk memberikan layanan yang memuaskan, kami informasikan bahwa menyambut lebaran 2010 telah disiapkan menu khusus yaitu sompil. Semoga menu khusus tersebut dapat memberikan nilai tambah kepada pengunjung desa wisata kami dalam merayakan Idul Fitri bersama keluarga tercinta.
Alkisah, menu tersebut terinspirasi ketika salah seorang warga kami mengunjungi neneknya di Klaten Jawa Tengah. Setelah mencicipi menu lebaran beliau, wajib rasanya untuk mengenalkan menu tersebut sebagai salah satu kekayaan kuliner nusantara. Ada beberapa alasan yang menguatkan hal ini:
  1. Bahan utamanya adalah beras, yang merupakan makanan pokok bangsa Indonesia,
  2. Menggunakan pembungkus alami (daun bambu) – sebuah inovasi selain daun pisang dan janur,
  3. Bentuk kemasannya segi tiga – cara membungkus yang artistik,
  4. Tidak mengandung bahan pengawet, yang berarti tidak membahayakan kesehatan.
  5. Sebagai alternatif menu lebaran yang identik dengan ketupat,
  6. Dapat digunakan sebagai media untuk mengajak tamu mengapresiasi – kekayaan flora negara kita,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar